peluang usaha: Sentra Sepeda Bekas

SENTRA SEPEDA BEKAS DI JALAN MALABAR, BANDUNG

Sentra Sepeda Bekas: Berburu sepeda murah (1)

Selain mal dan pusat perbelanjaan besar, di Kota Bandung, juga
banyak terdapat pasar loak yang menjual aneka barang bekas. Salah
satunya adalah pusat penjualan sepeda bekas di Jalan Malabar.

Pusat penjualan sepeda bekas ini tak jauh dari Pasar Kosambi,
Bandung. Kendati tidak begitu besar, sentra sepeda bekas ini sudah
kesohor hingga keluar kota.

KONTAN sempat menyambangi sentra sepeda bekas ini pada Sabtu (10/11).
Para pedagang menata rapi sepeda di sepanjang trotoar jalan.

Jenis sepeda yang dijual cukup beragam. ada sepeda ontel yang
ukurannya besar, sepeda khusus anak-anak, sepeda remaja, hingga sepeda
santai. “Di sini, kami menjual sepeda, mulai yang paling terbaru hingga
yang paling kuno,” ujar Asep Tohamusli, salah seorang pedagang sepeda di
sentra ini.

Asep bilang, sentra penjualan sepeda bekas di Jalan Malabar sudah
sangat tua. Seingatnya, sentra ini sudah ada sejak tahun 1948. Saat itu,
jumlah pedagang hanya ada dua orang sampai tiga orang.

Kebetulan, salah seorang dari mereka adalah orang tua Asep sendiri.
Menurut Asep, tahun 1948-an, sepeda termasuk jenis kendaraan yang sedang
ngetren.

Sebab, saat itu, kendaraan roda dua lain, seperti sepeda motor, masih
belum begitu dikenal. Kalau pun ada, harganya sangat mahal dan hanya
dimiliki oleh kalangan menengah atas.

Asep sendiri mulai berjualan sepeda sejak tahun 1972. Awalnya, lokasi
jualannya bukan di Jalan Malabar. Baru pada tahun 1990-an, ia mulai
berjualan sepeda di Jalan Malabar.

Dalam sehari, Asep bisa menjual sebanyak lima hingga sepuluh unit
sepeda, dengan omzet sekitar Rp 1,5. Asep menjual mulai sepeda anak-anak
hingga orang dewasa. Harganya juga beragam, mulai Rp 100.000 hingga di
atas Rp 1 juta.

Bahkan, ada sepeda yang harganya Rp 3 juta, tapi jumlahnya tidak banyak. Selain itu, harga sepeda di tempat ini masih ditawar.

Pedagang lainnya, Yayan, sudah berjualan sepeda di Jalan Malabar
sejak tahun 1990-an. Selain sepeda bekas, ia juga menjual sepeda baru.
Sepeda tersebut dibanderol mulai harga Rp 300.000 hingga Rp 1 juta per
unit.

Dalam sehari, Yayan bisa menjual sebanyak tiga hingga lima sepeda,
dengan omzet mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. “Di sini, selalu ada
konsumen,” ujarnya.

Yayan bilang, harga sepeda di sentra ini tergolong murah dibandingkan
tempat lainnya. Makanya, banyak orang tertarik datang dan mencari
sepeda di kawasan ini. Apalagi, sentra sepeda di Jalan Malabar ini
memang sudah kesohor sejak dulu.

Eko Gunarto, salah seorang konsumen mengaku suka mencari sepeda di
Jalan Malabar karena harganya cukup miring. Bila dibandingkan di toko
sepeda, selisih harganya bisa lebih murah sekitar 30%.

Selain murah, pilihan sepedanya juga banyak. “Saya lagi mencari sepeda mini buat anak saya,” ucapnya.       

Sentra penjualan sepeda bekas di Jalan Malabar, Bandung, sudah
dikenal sejak 1948. Sentra ini bertahan lama meskipun hanya menggunakan
trotoar jalan sebagai tempat jualan.

Selain sepeda bekas, sejak tahun 2000, para pedagang juga mulai
menjual sepeda baru. Kendati begitu, bagi para pedagang, penjualan
sepeda baru itu lebih sekadar pelengkap.

Dagangan utama pedagang tetap sepeda bekas. “Penjualan sepeda bekas
masih menjadi andalan kami,” kata Asep Tohamusli, salah satu pedagang di
sentra ini.

Para pedagang mendapatkan pasokan sepeda bekas dari bengkel-bengkel
sepeda di sekitar Bandung. Selain itu, ada juga yang didapat dari hasil
tukar tambah dengan konsumen.

Biasanya, mereka ingin menukar sepedanya dengan model terbaru.
Pasokan juga didapat dari pemilik sepeda yang memang berniat menjual
sepedanya.

Namun, tidak semua pedagang mau membeli sepeda yang ditawarkan.
Apalagi, bila asal usul sepeda itu tidak jelas. Misalnya, penjual
menyembunyikan identitasnya.

Pedagang tak mau mengambil risiko jika ada yang mengklaim sebagai
pemilik asli sepeda itu. Makanya, identitas penjual harus jelas,
termasuk alamat rumahnya. “Terkadang, kami survei ke rumah untuk
memastikan alamat si penjual,” katanya.

Pedagang lainnya, Yayan juga menerima sepeda bekas dari konsumen.
Tapi, sama dengan Asep, ia akan meminta kelengkapan identitas penjual,
seperti kartu tanda penduduk (KTP), alamat rumah, dan surat pembelian
sepeda.

“Semua surat-surat sepeda itu harus lengkap, baru saya mau membeli,”
ujarnya. Selain dari pemilik sepeda langsung, Yayan juga banyak mendapat
pasokan sepeda bekas dari bengkel-bengkel sepeda.

Namun, ia biasanya hanya mau membeli sepeda yang kondisinya masih
bagus. Yayan bilang, kendati kondisinya masih bagus, harga sepeda bekas
tetap lebih murah ketimbang baru. Setelah diperbaiki, nilai jualnya akan
kembali tinggi.

Selain sepeda bekas, Yayan juga menjual sepeda keluaran terbaru
dengan harga lebih murah ketimbang harga di toko. Soalnya, di sentra
ini, para pedagang tidak dikenai biaya sewa tempat atau pajak besar,
seperti kalau membuka gerai di mal atau toko.

Andik Riki, pedagang lainnya mengaku, rutin mendapat pasokan sepeda bekas dari jaringan teman-temannya yang ada di Kota Bandung.

Dulu, ia sebenarnya memiliki penyalur tetap yang rutin memasok sepeda. “Tapi sekarang sudah jarang mendatangi saya,” ujarnya.

Untungnya, ada teman-temannya tadi. Meskipun yang memasok sepeda
temannya, Andik tetap meminta kelengkapan surat sepeda tersebut.
“Surat-surat itu penting sebagai jaminan bahwa sepeda itu bukan hasil
curian,” katanya.

Sama dengan pedagang lainnya, Andik juga menjual sepeda keluaran terbaru untuk memenuhi permintaan sebagian pelanggannya.

Menurutnya, sepeda baru di Jalan Malabar masih banyak dicari
konsumen, lantaran harganya jauh lebih murah ketimbang membeli di toko
sepeda.  

Sentra penjualan sepeda bekas di Jalan Malabar, Bandung, selalu
ramai diserbu pembeli. Selain dari Bandung, sentra ini juga ramai
dikunjungi konsumen dari kota-kota lain di Jawa Barat.

Kebanyakan dari mereka ini merupakan pedagang sepeda di Cirebon,
Subang, Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Karawang, dan Bekasi. Mereka rutin
belanja sepeda di tempat ini, minimal dua kali dalam seminggu.

“Banyak pelanggan dari luar kota Bandung mengincar sepeda bekas di
sini,” kata Asep Tohamusli, pedagang sepeda di Jalan Malabar.

Para pedagang sepeda dari luar kota ini bisa memborong puluhan sepeda
sekali belanja. Di tempat Asep, mereka bisa memborong 10 sepeda-20
sepeda.

Lantaran membeli banyak, Asep memberikan harga grosir yang lebih
rendah dari harga satuan. Untuk mengangkut sepeda sebanyak itu, mereka
sudah membawa mobil sendiri.

Selain mengandalkan pedagang dari luar kota, para pedagang biasanya
ketiban rezeki pada hari-hari libur. Pasalnya, masyarakat yang berburu
sepeda di akhir pekan selalu lebih banyak dibanding hari biasa. “Bahkan
ada pembeli dari Jakarta,” ujar Asep.

Asep mengaku, pendapatannya di akhir pekan meningkat hingga 60% dari
hari biasa. Di periode ini, ia bisa mendapatkan omzet Rp 2,5 juta
sehari. Sementara pada hari biasa, pendapatannya sekitar Rp 1,5 juta.

Andik Riki, pedagang lainnya mengakui, jumlah pengunjung di akhir
pekan lebih banyak ketimbang hari kerja. Ia bilang, pada hari Sabtu dan
Minggu, pengunjung dari luar kota tidak selalu pedagang sepeda.

Tapi, banyak juga pemakai langsung. “Mungkin mereka baru punya waktu pada akhir pekan saja,” paparnya.

Pedagang lainnya, Yayan juga kerap didatangi pedagang sepeda dari
luar Kota Bandung. “Minggu lalu, mereka membeli 20 sepeda dari saya,”
ujarnya senang.

Menurut Yayan, banyak pedagang dari luar kota yang mencari sepeda di
Jalan Malabar karena harganya murah. Selain itu, pilihan sepedanya juga
banyak. Tak heran bila mereka kerap berburu sepeda di tempat ini.

Namun demikian, jumlah pembeli dari luar kota ini cenderung menurun
dibanding tahun 1990-an. Yayan merasakan penurunan jumlah pembeli dari
luar kota terasa sejak tahun 1999, saat masih terasa krisis ekonomi.

Untuk mendongkrak omzet, sejak itu pedagang mulai menjajakan sepeda
keluaran terbaru. Kendati begitu, bagi para pedagang, penjualan sepeda
baru itu lebih sekadar pelengkap.

Dagangan utama mereka tetap sepeda bekas. Menurut Yayan, sepeda bekas
lebih diminati lantaran harganya jauh lebih murah dibandingkan sepeda
baru.

Selain persoalan harga, ada juga yang gemar berburu sepeda bekas
karena hobi mengoleksi barang antik. “Tapi, biasanya yang dicari adalah
sepeda kuno dan unik,” paparnya.   

http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-sepeda-bekas-berburu-sepeda-murah-1/2012/12/17
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-sepeda-bekas-teliti-sebelum-membeli-2/2012/12/18
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-sepeda-bekas-diserbu-pedagang-daerah-3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Usaha Sampingan Ibu Rumah Tangga Tanpa Modal